Saham ZATA Bergerak Di Bidang Apa? Kenali Saham ZATA Di Sini!
Nah, untuk Anda yang juga ingin tahu tentang saham ZATA, di sini kita akan membahasnya. Namun memang cukup banyak persepsi negatif terkait saham ini terlebih ZATA sempat divestasi pada periode lock upnya. Selengkapnya tentang saham ZATA bisa Anda simak dalam ulasan berikut!
Saham ZATA Bergerak di Bidang Apa?
ZATA merupakan sebuah emiten saham dari perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan produk tekstil khususnya produk fashion muslim. Produk fashion muslim seperti gamis, pakaian, dan hijab menjadi produk utama yang dijual di perusahaan ini.
ZATA sendiri menjadi sebuah perusahaan yang berdiri sejak tahun 2012. Pemegang saham pengendali perusahaannya adalah PT Lembur Sadaya Investama (LSI). Ustad Kondang AA Gym menjadi icon perusahaan dari saham ZATA dan bahkan mendapat jabatan yang cukup mentereng yaitu sebagai komisaris.
Sebagai informasi bahwa ultimate beneficiary owner (UBO) dari perusahaan ini adalah seorang pengusaha dari Subang yaitu Haji Asep Sulaiman Sabanda yang sekaligus merupakan sosok pemegang saham dari PT Berkah Beton Sadaya, Tbk (BEBS) dan terafiliasi dengan PT Indo Pureco Pratam Tbk (IPPE).
Hanya saja, banyak rumor miring yang beredar tentang ketiga saham dari pengusaha subang tersebut. Salah satu rumor miring yang beredar adalah bahwa sahamnya gagal bayar repurchase agreement (repo) sampai sahamnya longsor parah.
Untuk saham ZATA sendiri, diketahui bahwa saham ini tercatat di BEI sejak tahun 10 November 2022 dan dalam prospektus perseroan tersebut, ZATA melepaskan sampai 1,7 miliar saham baru atas nama dengan perwakilan 20,01% modal yang ditempatkan dan disetorkan secara penuh.
Adapun sebelum IPO, LSI mampu menggenggam sampai 6 milyar lebih atau sekitar 91,2% kepemilikan di ZATA. Hanya saja setelah IPO, LSI memiliki kepemilikan di ZATA yang terdistorsi turun menjadi 72,93%.
Harga saham ZATA sendiri pasca listing sempat terbang dan menyentuh posisi penutupan dengan nilai tertinggi pada 15 November 2022 yaitu di Rp 302,00 per unitnya. Setelahnya, harga saham ZATA terus menerus longsor atau melorot dan kemudian ditutup di harga Rp 71,00 per unit.
Itu artinya bahwa harga saham ZATA telah anjlok sebanyak 29% dari harga IPO-nya dan jatuh dengan persentase sebanyak 76,5% dari posisi tertingginya di pangsa pasar sekunder. Di tengah tren penurunan harga saham yang terus terjadi tersebut, LSI dilaporkan telah melakukan transaksi jual saham dengan tujuan divestasinya sebanyak 3 kali.
Transaksi pertamanya terjadi di awal tahun ini yaitu pada 12 Januari 2023. Ketika itu LSI menjual 40 juta sahamnya di harga rata – rata sebesar Rp 110.00 per unit dengan nilai transaksi yang dimiliki mencapai 4,4 miliar rupiah.
Ketika transaksi terjadi harga saham pun turun 6,36% dan kemudian ditutup di angka Rp 103,00 per unit. Transaksi kedua kemudian dilakukan satu hari setelahnya yaitu di tanggal 13 Januari 2023 dan dilepaskan sebanyak 150 juta saham ZATA di harga rata – rata mencapai Rp 100,00 per unit dengan nilai transaksinya yang mencapai 15 miliar rupiah.
Transaksi terakhirnya dilakukan di 17 Januari 2023 dan merupakan sebuah transaksi penjualan terbesar LSI dengan nilai 720 juta saham yang dilepas LSI dengan harga rata – rata rendah sebesar Rp 95,00 per unit. Nilai transaksinya mencapai sebesar 68,4 miliar dengan harga saham yang ditutup melorot di angka Rp 93,00 per unit atau setara persentase 6,06%.
Transaksi divestasi tersebut menjadi sangat kontroversial karena LSI tidak ikut peraturan OJK yang mana berdasarkan pasal 2 POJK Nomor 25/ 2017 ditetapkan bahwa pihak yang mendapat efek bersifat ekuitas dari suatu emiten dengan harga atau nilai konversi dibawah harga IPO dilarang melakukan pengalihan kepemilikan efek yang bersifat ekuitas selama 8 bulan. Dengan perhitungan semacam itu, periode lock up dari aktivitas baru berakhir di Juni 2023.
Lantas, apakah Anda tertarik untuk memiliki saham ZATA dengan semua hal yang sudah kami bagikan di atas? Semua itu tentu tergantung persepsi dan pertimbangan Anda. Namun saham ZATA Tidak terlalu berpotensi baik terlebih sahamnya tergolong saham baru IPO di BEI.
Ada baiknya sebelum mulai membeli saham, Anda pahami dulu tentang tips memilih saham yang tepat, instrumen saham yang sehat seperti apa beserta cara analisis baik teknikal atau fundamentalnya.